Panglima TNI Agus Subiyanto Buka Peluang Penyandang Disabilitas Bergabung dengan TNI

Jakarta, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengumumkan kemungkinan bagi penyandang disabilitas untuk bergabung sebagai prajurit TNI. Langkah ini menjadi bagian dari evaluasi dan kajian yang akan dilakukan oleh TNI guna mewujudkan inklusivitas dalam institusi pertahanan negara.

Dalam pernyataannya usai menggelar Rapat Pimpinan (Rapim) TNI di Mabes TNI, Jakarta, pada Jumat (31/1), Jenderal Agus menyampaikan bahwa pihaknya akan membentuk Kelompok Kerja (Pokja) untuk mengevaluasi dan mempertimbangkan mekanisme perekrutan prajurit dari kalangan disabilitas.

Inklusi dalam Institusi Militer

Agus mengungkapkan bahwa langkah ini dilakukan setelah melihat Polri yang sudah lebih dahulu membuka kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk berkarier di kepolisian. Menurutnya, inklusivitas dalam dunia militer penting untuk mendukung tugas pokok TNI dalam menjaga kedaulatan negara.

“Kita akan adakan Pokja, evaluasi, apakah TNI perlu juga membuka peluang bagi penyandang disabilitas untuk masuk ke TNI,” kata Agus.

Ia menambahkan bahwa kebijakan ini bertujuan memberikan kesempatan yang sama bagi semua warga negara dalam mengabdi kepada bangsa dan negara. Dengan demikian, TNI dapat menjadi institusi yang lebih inklusif serta mampu memanfaatkan beragam potensi dan keahlian yang dimiliki masyarakat, termasuk dari kalangan difabel.

Kebutuhan Akan Prajurit dengan Keahlian Khusus

Selain mempertimbangkan rekrutmen penyandang disabilitas, Jenderal Agus juga menegaskan bahwa TNI membutuhkan lebih banyak prajurit dengan keahlian khusus. Dalam rencana strategis ke depan, TNI berencana merekrut tenaga profesional di bidang siber untuk memperkuat pertahanan digital Indonesia.

“Kita juga akan merekrut sipil yang memiliki kemampuan siber untuk menjadi tentara,” ujarnya.

Selain itu, Panglima TNI juga menyoroti perlunya tenaga profesional di bidang medis, psikologi, dan hukum dalam tubuh TNI. Oleh karena itu, TNI akan merekrut Perwira Prajurit Karier (PA PK) dari kalangan dokter, psikolog, dan ahli hukum untuk mendukung kebutuhan organisasi.

Baca juga :  Puan Desak DPR Panggil Panglima TNI Terkait Ledakan Amunisi di Garut

“Kita akan merekrut mereka, tetapi latihannya berbeda dengan taruna di Akademi Militer, Akademi Angkatan Laut, atau Akademi Angkatan Udara,” jelas Agus.

Masa Depan TNI yang Lebih Inklusif

Jika rencana ini direalisasikan, maka TNI akan menjadi salah satu institusi militer di dunia yang membuka peluang bagi penyandang disabilitas untuk berkontribusi dalam pertahanan negara. Inisiatif ini sejalan dengan upaya menciptakan kesetaraan dan mengoptimalkan berbagai talenta untuk memperkuat pertahanan nasional.

Keputusan ini tentu membutuhkan kajian mendalam, terutama terkait peran yang bisa diemban oleh penyandang disabilitas dalam TNI. Namun, langkah awal yang diambil oleh Jenderal Agus menunjukkan bahwa TNI semakin membuka diri terhadap perubahan dan perkembangan zaman, dengan tetap mengedepankan profesionalisme dan efektivitas dalam menjalankan tugasnya.

Dengan inklusivitas yang semakin luas, diharapkan TNI dapat semakin kuat dan adaptif dalam menghadapi tantangan pertahanan di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *