TikTok Terancam Diblokir, Pengguna Beralih ke Aplikasi RedNote

Jakarta, TikTok menghadapi ancaman serius berupa pemblokiran di Amerika Serikat (AS) jika ByteDance, perusahaan induknya, tidak segera melakukan divestasi. Sebagai respons, banyak pengguna TikTok mulai bermigrasi ke aplikasi alternatif, salah satunya adalah RedNote. Aplikasi ini kini menjadi sorotan dan disebut sebagai “rumah baru” bagi para “Pengungsi TikTok”.

RedNote, Aplikasi Pilihan Pengguna TikTok

RedNote, yang dikenal di China sebagai Xiaohongshu atau “buku merah kecil,” adalah aplikasi gratis yang saat ini menduduki peringkat teratas unduhan di Apple App Store di AS. Popularitasnya melonjak tajam menjelang tenggat waktu 19 Januari, saat TikTok diperkirakan akan diblokir.

Fitur unggulan RedNote mencakup video pendek, inspirasi gaya hidup, ulasan produk, dan opsi belanja. Kombinasi ini menjadikannya menarik bagi mantan pengguna TikTok. WakoGeek, salah satu pengguna baru, mengatakan kepada New York Post, “Alasan banyak orang Amerika berpindah ke RedNote adalah karena TikTok akan segera dilarang di AS.”

Popularitas yang Terus Menanjak

Selama pandemi Covid-19, RedNote telah mengalami pertumbuhan pesat, terutama di kalangan pengguna muda di China. Sekitar 79 persen dari 300 juta pengguna aktif bulanan (MAU) aplikasi ini adalah perempuan muda. Kombinasi konten gaya hidup, fitur sosial commerce, dan alat komunitas membuat RedNote menonjol di pasar global.

Selain itu, kesuksesan aplikasi ini menarik perhatian investor besar seperti Tencent, Alibaba, dan Sequoia China. Pada 2024, Bloomberg melaporkan bahwa nilai valuasi RedNote mencapai US$17 miliar setelah penjualan saham sekunder. Bahkan, aplikasi ini diproyeksikan menghasilkan keuntungan lebih dari US$1 miliar.

RedNote Bukan Sekadar TikTok Lain

Meski menawarkan beberapa fitur serupa dengan TikTok, RedNote memiliki pendekatan berbeda. Jika TikTok menonjolkan video pendek, RedNote lebih mirip dengan Instagram, dengan fokus pada konten gaya hidup yang lebih luas, termasuk foto, ulasan mendetail, dan diskusi komunitas. Perbedaan ini membuat RedNote mampu menarik audiens yang berbeda sekaligus melayani kebutuhan pengguna TikTok yang mencari pengalaman baru.

Baca juga :  Kompolnas Angkat Bicara Soal Dugaan Pemerasan AKBP Bintoro

Tantangan Geopolitik Tidak Jadi Penghalang

Walaupun RedNote dimiliki oleh perusahaan China, hal ini tampaknya tidak menjadi hambatan bagi pengguna AS. Mereka lebih memprioritaskan kualitas konten dan komunitas yang menarik dibandingkan isu geopolitik. Tren ini menunjukkan bahwa platform dengan pendekatan unik dan fokus pada kebutuhan pengguna tetap bisa sukses di pasar global.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *