Pengusaha Kanada Mau Selamatkan TikTok

Jakarta, TikTok, platform media sosial video pendek yang populer di seluruh dunia, kini menghadapi ancaman pemblokiran di Amerika Serikat. Sebagai tanggapan, pengusaha asal Kanada, Kevin O’Leary, bersama Frank McCourt, pendiri Project Liberty, menyusun strategi ambisius untuk menyelamatkan aplikasi ini.

Strategi Akuisisi TikTok

O’Leary dan McCourt berencana membeli aset TikTok di Amerika Serikat dari ByteDance, induk perusahaan aplikasi tersebut. Mereka berkomitmen untuk membangun ulang TikTok dengan memprioritaskan privasi dan keamanan data 170 juta penggunanya di AS.

Menurut O’Leary, salah satu fokus utama adalah menghilangkan tuduhan bahwa TikTok digunakan sebagai perangkat lunak mata-mata oleh Partai Komunis Cina. “Kami ingin membangun platform ini tanpa perangkat lunak mata-mata Cina,” ujarnya dalam acara The Big Money Show.

Nasib TikTok di Ujung Tanduk

Ancaman pemblokiran TikTok di AS semakin nyata setelah Presiden Joe Biden menandatangani undang-undang pada April 2024 yang memaksa ByteDance menjual TikTok. Jika tidak, pemerintah AS akan memblokir aplikasi tersebut mulai 19 Januari.

Selain itu, Mahkamah Agung AS menunjukkan kecenderungan untuk mendukung undang-undang ini, yang dipicu oleh kekhawatiran akan ancaman keamanan nasional. AS mencurigai TikTok memanfaatkan algoritmenya untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan oleh pemerintah Cina.

Rencana Ambisius O’Leary dan McCourt

Dalam strategi restrukturisasi mereka, O’Leary dan McCourt ingin memberikan pengguna kontrol penuh atas data mereka. Mereka juga berencana memberikan insentif finansial kepada pengguna yang memilih untuk berbagi data.

“Jika mereka ingin memonetisasi data mereka, mereka akan mendapatkan bagian dari pendapatan iklan,” jelas O’Leary. Langkah ini diharapkan dapat mengembalikan kepercayaan pengguna yang sempat ragu terhadap TikTok.

O’Leary juga berencana menjalin kerja sama dengan platform media sosial lain seperti Truth Social, X, dan Instagram. Dengan membuka peluang integrasi lintas platform, TikTok diharapkan mampu menjangkau lebih banyak pengguna.

Baca juga :  BPOM RI Perketat Pengawasan Makanan Menjelang Ramadan

Potensi Pertumbuhan TikTok

O’Leary optimistis bahwa TikTok bisa melampaui angka 200 juta pengguna di AS jika strategi ini berhasil. Ia juga ingin memperluas jangkauan TikTok ke negara-negara seperti India, Swiss, Prancis, Kanada, dan Jerman.

“Dengan pendekatan ini, TikTok bisa menjadi jaringan televisi terbesar di dunia dalam dua tahun,” tambahnya.

Namun, semua rencana ini sangat bergantung pada kesediaan ByteDance untuk melepas TikTok sebelum batas waktu, serta keputusan Xi Jinping sebagai pemimpin tertinggi Cina.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *