Yahukimo, Tragedi kemanusiaan kembali mengguncang Papua. Satgas Operasi Damai Cartenz 2025 menyatakan jumlah korban tewas akibat serangan brutal Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terhadap para pendulang emas di Kabupaten Yahukimo, Papua, bertambah menjadi 15 orang.
Pernyataan ini disampaikan oleh Wakil Kepala Operasi Damai Cartenz 2025, Kombes Adarma Sinaga, pada Senin (14/4). Ia menjelaskan bahwa dua jenazah tambahan ditemukan dalam proses evakuasi lanjutan yang dilakukan tim gabungan di tiga titik lokasi pendulangan emas: Area 22, Area 33, dan Tanjung Pamali. Seluruh korban saat ini telah dievakuasi ke RSUD Dekai untuk proses identifikasi oleh Tim Dokkes Polri dan Tim DVI.
“Kami masih terus menyisir area sekitar lokasi kejadian untuk memastikan tidak ada korban lain yang tertinggal. Pencarian dan evakuasi dilakukan dengan pengamanan ketat. Para pelaku kejahatan kemanusiaan ini juga sedang kami kejar,” tegas Adarma dalam keterangan tertulisnya.
Komitmen Kuat Pihak Keamanan
Satgas Operasi Damai Cartenz, yang merupakan gabungan dari unsur Polri dan TNI, menegaskan komitmennya dalam menindak tegas para pelaku serangan ini. Mereka terus melakukan patroli dan penyisiran di kawasan pendulangan untuk mencegah insiden serupa terulang. Aksi kekerasan oleh KKB ini jelas mengancam keamanan masyarakat sipil, terutama mereka yang menggantungkan hidup dari aktivitas tambang rakyat.
Kombes Yusuf Sutejo selaku Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz 2025 menyampaikan bahwa 12 dari 15 korban yang telah teridentifikasi telah diserahkan kepada keluarga masing-masing untuk dimakamkan secara layak. Selain itu, pihaknya juga memberikan pendampingan psikologis dan logistik kepada para keluarga korban yang ditinggalkan.
“Kami sangat prihatin atas kejadian ini. Proses evakuasi, identifikasi, dan pengejaran terhadap para pelaku terus kami lakukan. Prioritas kami adalah menjamin keselamatan warga sipil dan memberikan keadilan bagi korban,” ujar Yusuf.
Daftar Nama Korban
Adapun korban tewas berasal dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, hingga Papua. Mereka mencari nafkah sebagai pendulang emas di wilayah yang tergolong rawan konflik. Berikut sebagian daftar korban:
- Wawan Tangahu – Sulawesi Utara
- Suardi Laode alias Kaswadi – Sulawesi Utara
- Stenli Humena – Kepulauan Sangihe
- Yuda Lesmana – Papua
- Riki Rahmat – Sulawesi Tenggara
- Muhammad Arif – Papua
- Safaruddin – Papua
- Abdur Raffi Batu Bara – Papua
- Stefanus Gisbertus – Maluku
- Zamroni – Jawa Tengah
- Ariston Kamma – Sulawesi Selatan
- Rusli – Merauke, Papua
Analisis dan Tanggung Jawab Negara
Sebagai negara hukum, negara berkewajiban menjamin keamanan dan keselamatan warganya, termasuk mereka yang berada di wilayah rawan konflik. Tragedi ini menunjukkan betapa pentingnya penguatan sistem keamanan dan pengawasan di daerah-daerah terpencil seperti Yahukimo.
Pihak keamanan harus bertindak cepat dan profesional dalam menuntaskan kasus ini agar masyarakat mendapatkan keadilan. Penindakan hukum yang tegas serta pendekatan kemanusiaan menjadi kunci untuk meredam kekerasan dan membangun kepercayaan publik.