Petani di Lampung Tewas Diterkam Harimau, Konflik Manusia dan Satwa Liar Kembali Jadi Sorotan

Lampung Barat, Konflik antara manusia dan satwa liar kembali memakan korban. Seorang petani kopi bernama Zainuddin ditemukan tewas dengan jasad tak utuh di kawasan Talang Kubu Balak, Dusun Way Lipu, Kecamatan Batu Brak, Lampung Barat. Diduga, pria asal Purworejo, Jawa Tengah, ini menjadi korban serangan harimau sumatera.

Kronologi Penemuan Korban

Zainuddin dilaporkan hilang sejak Sabtu (18/1) setelah pamit pergi ke kebun kopi yang terletak di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Menurut Camat Batu Brak, Ruspel Gultom, jasad Zainuddin ditemukan warga pada Selasa sore (21/1), namun evakuasi baru dilakukan keesokan harinya.

“Warga tidak berani mendekati lokasi saat jasad ditemukan karena diduga harimau masih berada di sekitar tempat kejadian,” ujar Ruspel.

Proses evakuasi melibatkan tim gabungan dari aparat kecamatan, TNI-Polri, serta warga sekitar. Demi keselamatan, evakuasi dilakukan pada Rabu pagi (22/1) setelah memastikan area sekitar aman dari keberadaan harimau.

Tanda-Tanda Serangan Harimau

Menurut Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Yuni Iswandari, terdapat bukti kuat yang mengarah pada dugaan bahwa korban tewas akibat diterkam harimau. “Berdasarkan keterangan keluarga, korban ditemukan dengan tubuh tidak utuh. Dugaan kuat, korban diserang harimau,” jelas Yuni.

Barang-barang milik Zainuddin, seperti cangkul dan tangki semprot, ditemukan di lokasi kejadian bersama jejak kaki harimau. Bagian tubuh korban pertama yang ditemukan adalah tangan, diikuti potongan tubuh lainnya setelah melibatkan tim satgas penanganan konflik satwa liar.

“Kondisi jasad sudah sangat mengenaskan, bagian tubuh bawah hingga kaki sudah tidak ada,” tambah Yuni.

Risiko Konflik di Kawasan Konservasi

Kawasan TNBBS merupakan habitat alami bagi harimau sumatera, yang populasinya semakin terancam akibat aktivitas manusia. Konflik seperti ini sering kali terjadi akibat perambahan hutan untuk keperluan perkebunan atau pertanian.

Baca juga :  Kemendikdasmen Rilis Rapor Pendidikan 2025: Pembaruan Lebih Lengkap dan Komprehensif

Kematian Zainuddin kembali mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan antara kebutuhan manusia dan pelestarian satwa liar. Pemerintah bersama pihak konservasi diimbau untuk meningkatkan upaya mitigasi konflik, seperti memberikan edukasi kepada masyarakat dan memasang peringatan di kawasan rawan satwa liar.

Langkah Antisipasi untuk Warga

Pihak berwenang telah mengimbau warga yang beraktivitas di sekitar kawasan konservasi agar selalu waspada. Jika menemukan tanda-tanda keberadaan satwa liar, warga diminta segera melapor kepada pihak berwenang agar langkah antisipasi dapat dilakukan.

“Kasus ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya menjaga keselamatan, baik bagi manusia maupun satwa liar. Upaya kolaboratif diperlukan untuk mengurangi konflik di kawasan konservasi,” tutup Yuni.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *